Meresensi film “The Imitation Game” (2014) betul-betul penting karena film ini tidak hanya menghibur penonton dengan cerita yang mendalam dan mengharukan, tetapi juga membawa pesan-pesan budi pekerti yang relevan. Dalam film ini, kita dipersembahkan pada kehidupan Alan Turing, seorang ilmuwan brilian yang memimpin upaya menuntaskan kode Enigma Jerman selama Perang Dunia II.
Kisahnya menghadirkan pertarungan melawan prasangka dan ketidaksetaraan, serta menggambarkan imbas besar yang bisa dibuat oleh kecerdasan dan keberanian manusia. Lewat resensi, kita bisa menggali lebih dalam perihal kehebatan Turing, penderitaannya, dan imbasnya kepada perkembangan ilmu komputer modern. Film ini memberikan kans untuk mengapresiasi sejarah yang adakalanya terlupakan dan merenungkan poin-poin seperti keberanian, ketelitian, dan keadilan, yang bisa menginspirasi penonton dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti apa alur cerita, penjelasan ending, hingga kritik dari Warstek kepada film ini? Yuk baca artikelnya hingga selesai ya.
Alur Cerita Film The Imitation Game
“The Imitation Game” merupakan film drama sejarah tahun 2014 yang disutradarai oleh Morten Tyldum. Film ini berkisah perihal kehidupan Alan Turing, seorang matematikawan, logikawan, kriptografer, dan ilmuwan komputer asal Inggris yang berperan penting dalam menuntaskan kode Enigma, mesin penyandi Jerman selama Perang Dunia II. Berikut merupakan alur cerita yang betul-betul mendetail mengenai film ini:
Film diawali dengan penangkapan Alan Turing (Benedict Cumberbatch) oleh polisi winetourskc.com Inggris pada tahun 1951 karena tuduhan homoseksualitas. Selama interogasi, kita memperhatikan kembali ke masa lalu Turing, di masa mudanya sebagai mahasiswa di Universitas Cambridge.
Pada tahun 1939, Inggris menjelang Perang Dunia II. Turing direkrut oleh pemerintah Inggris untuk bergabung dengan regu di Bletchley Park, sebuah pusat rahasia untuk menuntaskan kode-kode militer Jerman. Di sana, Turing bekerja dengan sekelompok ilmuwan dan matematikawan brilian termasuk Joan Clarke (Keira Knightley), Hugh Alexander (Matthew Goode), Peter Hilton (Matthew Beard), dan lainnya.
Tim Turing menerima tugas penting untuk menuntaskan kode Enigma, sebuah mesin penyandi yang diaplikasikan oleh pasukan Jerman untuk mengirim pesan rahasia. Proyek ini betul-betul susah karena Enigma mengaplikasikan pengaturan yang berubah tiap hari.
Turing sering kali berselisih anggapan dengan anggota regu lainnya karena metodenya yang tidak konvensional dan kepribadiannya yang susah. Tetapi, Joan Clarke menjadi sahabat dekat Turing dan membantunya menuntaskan perselisihan dalam regu.
Turing menentukan untuk membangun mesin penyandi otomatis yang bisa menuntaskan kode Enigma dengan cepat. Mesin ini merupakan prototipe komputer modern pertama, mesin Turing. Padahal mulanya dihadapi dengan resistensi, mesin Turing hasilnya berhasil menuntaskan kode Enigma, memungkinkan pasukan Sekutu menerima isu rahasia yang betul-betul berharga.